BincangSyariah.Com –Ahmad bin ‘Ali bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Ahmad, atau lebih dikenal sebagai Ibn Hajar al-‘Asqalani dalam sejarah ternyata tiga anaknya juga wafat karena wabah. Beliau dilahirkan pada 773 H. Kedua orangtuanya sudah wafat sejak ia masih kecil. Ia kemudian diurus oleh orang yang diamanahkan orangtuanya, bernama Abu Bakar Nuruddin al-Kharrubi, seorang pedagang kaya di Mesir waktu itu. Al-Kharrubi bersahabat dengan baik dengan kedua orang tua Ibn Hajar ketika masih hidup.
Ibn Hajar sudah menghafal Al-Qur’an sejak usia 9 tahun. Beliau juga menghafal aneka kitab, semisal ‘Umdatu al-Ahkam karya ‘Abd al-Ghani al-Maqdisi, al-Hawi as-Shaghir karya al-Qazwaini, Mukhtashar Ibn al-Hajib (Ushul Fiqh), Mulhatu al-I’rab karya al-Harawi (Gramatika Bahasa Arab), Manhaj al-Ushul karya al-Baidhawi (Fiqih), Alfiyyah al-‘Iraqi (Ilmu Hadis), dan Alfiyyah Ibn Malik (Nahwu). Seluruh nama-nama gurunya beliau tuliskan dalam buku berjudul al-Majma’ al-Mu’assis li al-Mu’jam al-Mufahras.
Namun, di antara guru yang paling memberikannya pengaruh besar dalam kehidupannya adalah Zainuddin al-‘Iraqi. Beliau belajar kepadanya sejak tahun 790 H selama sepuluh tahun. Belajar dengan al-‘Iraqi mempengaruhi kemahirannya di bidang hadis. Selain al-‘Iraqi, gurunya yang lain adalah Sirajuddin al-Bulqini, al-Haitsami (penulis kitab Majma az-Zawaid), Ibn al-Mulaqqin, al-Majd al-Fairuz Aabadi (di bidang bahasa) dan at-Tannukhi (di bidang qira’at/ragam riwayat membaca Alquran).
Beliau menjadi seorang ahli hadis, fikih, hingga pencatat biografi perawi hadis yang tekun. Diantara karyanya yang paling monumental adalah Bulugh al-Maram (kumpulan-kumpulan hadis di bidang fikih), Fath al-Bari (Syarh Shahih al-Bukhari, salah satu penjelasan Shahih al-Bukhari yang paling masyhur), dan Tahdzib at-Tahdzib (kompilasi biografi perawi hadis).
Di tahun 852 H, bulan Zulqa’dah, beliau mulai menderita ishaal ma’a ramyi dam atau yang hari ini dikenal dengan diare. Diare yang dialami beliau hingga menyebabkan keluar darah. Penyakit yang berlangsung sebulan ini, kemudian berakhir dengan wafatnya beliau di malam sabtu menjelang, 28 Zulhijjah. Beliau dishalatkan sebelum shalat zhuhur dan dimakamkan di luar kota Kairo. Makam beliau berada di samping makam al-Laits bin Sa’ad.
Ibn Hajar menikah di usia 25 tahun dengan seorang wanita bernama Anas dan melahirkan lima anak perempuan: Zayn Khaathun, Farhah, ‘Aaliyah, Rabi’ah, dan Fatimah. Beliau kemudian menikah lagi dengan seorang budak, dan melahirkan anak bernama Muhammad. Dari keenam anaknya, tiga anak perempuannya meningga karena wabah (at-Tho’un), yaitu Fatimah, ‘Aliyah, dan Zayn Khatun. Fatimah dan ‘Aliyah wafat lebih dahulu di tahun 819 H. Sementara anak pertama beliau Zayn Khatun wafat di tahun 833 H. Atas kematian ketiga anaknya ini, beliau sampai menulis buku khusus tentang Tho’un bernama Badzl al-Maa’un fi Fadh at-Tho’un.